Tradisi Ramadhan di Lombok : Apa Saja?

Tradisi Ramadhan di Lombok – Masyarakat di Pulau Lombok, Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) senantiasa berpegang teguh pada nilai-nilai ke-Islaman. Meskipun, Bumi Seribu Masjid ini sudah go internasional karena wisata alamnya yang mempesona.

Bertemu kembali dengan Bulan Suci Ramadan, merupakan impian dan kebahagiaan bagi setiap muslim di seluruh dunia. Sehingga tak jarang, umat Muslim selalu disuguhkan dengan khazanah yang kental dengan bernuansa Islam. Tentu cara menyambut bulan yang penuh suci ini pun, dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya, mengakselerasikan antara budaya lokal dan Islam. Seperti di Indonesia, beragam budaya dari pelosok negeri, tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam.

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia. Indonesia juga dikenal memiliki keanekaragaman budaya, seni, tradisi, serta keunikan ciri khas lainnya yang masih melekat di masyarakat hingga saat ini. Meskipun pada kenyataannya, sebagian diantaranya telah tergerus oleh zaman modernisasi dan tumbuh pesatnya teknologisasi. Namun, melalui bulan suci Ramadan, kebudayaan lokal senantiasa ditingkatkan. 

Seperti yang dilakukan masyarakat Lombok, Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mungkin hingga saat ini, kita mengenal Lombok karena wisata alamnya yang sudah terkenal hingga ke Manca Negara. Ketika berkunjung ke Lombok, tidak sedikit kita melihat ratusan turis yang menimati keindahan alamnya.

Ilustrasi Warga Lombok Sambut Ramadhan
Ilustrasi Warga Lombok Sambut Ramadhan, Sumber : kompas.com

Melihat tumbuh pesatnya pariwisata lokal, pemerintah daerah maupun pusat telah memprioritaskan daerah Suku Sasak ini sebagai salah satu tempat tujuan wisata pilihan utama di Indonesia bagi para turis, selain di Pulau Dewata Bali.

Tapi jauh sebelum itu, Lombok tidak pernah lekang dari sejarah peradaban Islam di Nusantara. Khazanah bernuansa Islam menjadi icon masyarakat Lombok untuk menunjukan ciri khasnya sebagai salah satu penduduk dengan mayoritas Muslim.

Agar tidak tergerus zaman di tengah berkembangnya wisata alam. Pemerintah hingga masyarakat Lombok senantiasa mempertahankan adat dan kebudayaan dari leluhur mereka. Beberapa di antara adat dan kebudayaan terseebut seperti Gendang Beleq, Bau Nyale, Upacara Rebo Bontong, Lomba Memaos, Perisaian, Begasingan, Bebubus Batu, Tandang Mendet, Sabuk Belo, dan masih banyak lagi tradisi unik lainnya.

Selain adat dan kebudayaan lokal, Lombok juga dikenal memiliki ciri khas makanan tradisional, seperti Ayam Taliwang, Nasi Balap, Sate Bulayak, Sate Pusut, dan sederetan makanan tradisional lainnya. Agar semua ciri khas Lombok ini tetap dilestarikan, baik Agama, Adat, Budaya hingga makanan tradisional.

Pemerintah dan masyarakat bersatupadu menggelar kegiatan tahunan untuk memperkenalkan keunikan Lombok ke dunia Internasional. Salah satunya, melalui Festival Khazanah Ramadan yang digelar setiap tahun selama bulan puasa.

Festival Khazanah Ramadan

Festival Pesona Khazanah Ramadhan Lombok
Festival Pesona Khazanah Ramadhan Lombok, Sumber : Mandalika Post

Festival Khazanah Ramadan merupakan event tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2017. Festival Khazanah Ramadan ini sendiri, mulai berpusat di Masjid Islamic Centre Hubbul Wathan yang diresmikan September 2016 oleh Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB).

Sebelumnya, Festival Khazanah Ramadan bernama Pekan Budaya Islam yang dihelat seminggu sekali selama bulan Ramadan. Pekan Budaya Islam ini awalnya tidak hanya berpusat di Ibukota Provinsi NTB yaitu Mataram, tetapi juga mengadakan roadshow atau keliling ke beberapa kota dan kabupaten di NTB, seperti Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Tengah, hingga ke Sumbawa, Bima dan beberapa daerah lainnya. Kemudian, sejak tahun 2017, Pekan Budaya Islam mulai berpusat di Masjid Islamic Centre Hubbul Wathan dengan diberi nama Festival Khazanah Ramadan. Kegiatan tersebut dilakukan sejak 1 sampai 30 Ramadan.

Melalui Festival Khazanah Ramadan, pengurus Masjid Islamic Centre Hubbul Wathan melestarikan sejarah peninggalan Islam yang dihelat dengan cara perlombaan. Diantaranya, pembacaan Lontar. Lontar adalah Kitab Kuno yang berisi pesan-pesan dari para petuah terdahulu. Selain itu, juga pertunjukan pencak silat sebagai Tarian Tradisional yang dikenal dengan tari Rudat.

Tari tradisional Rudat sendiri dipertunjukan saat menyambut tamu-tamu kehormatan atau pada saat acara-acara formal lainnya di Lombok. Tari Rudat diperagakan dengan cara memukul, menendang, memasang kuda-kuda, serta menangkis. Meskipun memiliki tarian tradisional yang unik, masyarakat Lombok meyakini tradisi tersebut juga secara perlahan mulai terkikis zaman modernisasi. Oleh karena itu, sebagian masyarakat dan kelompok tertentu ingin melestarikan kembali Tari Rudat pada momentum kegiatan tahunan. Salah satunya melalui Festival Khazanah Ramadan ini.

Tradisi Ramadhan di Lombok

Ilustrasi Tradisi Ramadhan di Lombok
Ilustrasi Tradisi Ramadhan di Lombok, Sumber : Kabupaten Lombok Barat

Masyarakat Lombok memiliki tradisi tersendiri bahkan unik menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Pada H-1 datangnya bulan Ramadan, oleh masyarakat Lombok menyebutnya sebagai tradisi penampahan. Tradisi dimaksud ditandai dengan prosesi mandi sapar atau mandi besar atau mandi junub. Ini sebagai perantara untuk membersihkan diri baik secara lahir maupun batin.

Dalam tradisi ini masyarakat Lombok juga menyebutnya “Bebersinan”. Beragam versi oleh warga yang melakukan hal ini. Ada warga yang melakukan prosesi mandi di rumah mereka masing-masing.

Ada juga yang mandi besar di danau atau sendang sebagaimana banyak dijumpai di sejumlah air terjun terkenal di Lombok. Seperti Air Terjun Kembang Kuning (Otak Kokok), Air Terjun Sendang Gile di Lombok Utara atau di Taman Raja Kolam Air Awet Muda, Narmada, bahkan di pemandian Sesaot Lombok Barat.

Ada juga warga Lombok yang melakukan prosesi penampahan ini dengan mandi di pantai baru, membilasnya dengan air tawar. Mandi di pantai diyakini sebagai cara untuk meluruhkan segala jenis kesalahan dan dosa.

Laut lepas nan luas juga dipercaya bisa menghanyutkan semua keburukan yang ada dalam diri seseorang. Setelah mandi di pantai, mereka akan melanjutkan dengan mandi dengan air tawar. Tujuannya untuk mensucikan diri sebelum masuk ke bulan Ramadan.

Tradisi Lombok lainnya menyongsong Ramadan, umat Islam di Lombok akan melakukan ziarah kubur ke makam keluarga yang sudah meninggal. Selain itu, tak lupa juga berziarah ke makam alim-ulama atau tokoh agama yang disegani. Misalnya Makam Loang Baloq, Makam Batu Layar, Makam Tuan Guru Saleh Hambali (Bengkel, Lombok Barat) atau Makam Ketaq (Tuan Guru Lopan) di Lombok Tengah.

Umat Islam di Lombok juga akan melakukan aksi saling memaafkan dengan keluarga, kerabat dan tetangga. Ini bertujuan untuk melebur kesalahan sebelum memasuki bulan puasa. Setelah acara ziarah dan bermaaf-maafan ini selesai, umat islam di sini bakal mengadakan pengajian atau dzikir bersama.

Kegiatan ini disebut juga acara “Roahan” atau kenduri (selamatan) yang biasanya dilakukan di masjid atau mushola. Ada pula yang menggelar pengajian atau dzikir di rumah warga.

Demikianlah ulasan mengenai tradisi ramadhan di lombok. Bagi Anda yang hendak berwisata religi selama ramadhan, lombok bisa jadi salah satu tujuannya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Simak artikel bermanfaat lainnya di sini.

Tinggalkan komentar