Saat anda menghabiskan waktu liburan anda untuk berkunjung ke pulau Lombok dalam rangka menelusuri wisata sejarah di pulau Lombok, jangan lupa untuk menyempatkan diri berkunjung ke kota tua Ampenan yang berlokasi di kota Mataram. Kota tua Ampenan resmi masuk menjadi salah satu dari 43 kota dalam Jaringan Kota Pustaka Indonesia (JKPI) yakni pada tahun 2013 bulan juni. Dahulunya kota ini pernah menjadi salah satu pusat kota di pulau Lombok, terutama sejak dibangunnya pelabuhan Ampenan oleh Belanda pada tahun 1924 M. Namun kini telah menjadi sebuah kecamatan di kota Mataram, walaupun demikian kota tua ini masih layak di kunjungi sebagai salah satu wisata sejarah karena masih terdapatnya bangunan-bangunan tua peninggalainn Belanda yang masih bisa dijumpai sampai saat ini.
Sejarah Kota Tua Ampenan
Asal muasal nama Ampenen yakni, berasal dari kata ‘Amben’ yang di dalam bahasa sasak berarti tempat singgah. Kota ini memang dimaksudkan sebagai kota pelabuhan oleh Belanda untuk menyaingi kerajaan-kerajaan yang ada di Bali. Pelabuhan Ampenan pernah menjadi salah satu dermaga utama di pulau Lombok. Aktifitas pelabuhan ini di mulai sejak di bangun (1928 M) hingga tahun 1970-an M dan pernah menjadi dermaga yang sangat sibuk sekitar tahun 1948 M hingga 1950-an M. Namun karena kondisi besar gelombang di selat pulau Lombok tidak mampu mendukung pelabuhan Ampenan ini sebagai pelabuhan besar, maka aktifitas bongkar muat di pelabuhan ini kemudian di pindahkan ke Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.
Saksi Kejayaan Dimasa Lampau
Sebagai salah satu kota pusaka, bangunan-bangunan tua berjejer di tepi jalan-jalan di kota tua Ampenan Mataram. Sebagai contoh misalkan ruas jalan di pasar Pabean yang langsung menghadap ke pelabuhan menjadi saksi kejayaan pelabuhan ini di masa lalu. Di sepanjang jalan ini juga terdapat berjejeran bangunan tua bergaya art deco yang banyak di tinggali oleh warga keturunan, khususnya keturunan Tionghoa. Jalan pabean Terhubung dengan simpang lima. Pengunjung yang ingin melakukan wisata sejarah, bisa memulainnya dari simpang lima. Simpang lima ini menghubungkan 5 ruas jalan yakni jalan Yos Sudarso, jalan Niaga, jalan Koperasi, jalan Sadeng Sungkar, dan jalan Pabean.
Akibat Pemindahan Pelabuhan
Aktifitas perekonomian di kota tua Ampenan Mataram serasa vakum sejak pemindahan pelabuhan utama, dari pelabuhan kota tua Ampenan Mataram ke Pelabuhan Lembar Lombok Barat. Aktifitas perekonomian masyarakat yang dulunya ramai dan padat kini terasa biasa-biasa saja, kondisi tersebut bisa dilihat di Pabean, warga tionghoa masih berbisnis dengan menjual ikan segar maupun ikan olahan. Di daerah pesisir, orang-orang bugis tinggal dan memenuhi hidup mereka dengan bermata pencaharian sebagai nelayan. Sementara di sepanjang pesisir pantai yang menuju ke depo pertamina menjadi tempat orang-orang melayu Bangsal untuk berjualan ikan bakar, berbagai makanan khas Lombok, minuman, dan lain-lain.
Dengan dimasukannya Kota Tua Ampenan Mataram sebagai salah satu bagian dari Jaringan Kota Pusaka Indonesia, pelestarian dan revitalisasi kota ini semakin membuka potensinya sebagai daerah tujuan wisata. Terlebih lagi pemerintah kota Mataram telah berkomitmen untuk menjaga pusaka dan budaya kota ini. Kota tua ini menjadi salah satu tujuan yang mesti anda kunjungi jika anda berkunjung ke pulau Lombok. Apalagi kota tua Ampenan ini mudah dijangkau karena letaknya berada dipusat ibu kota propinsi Nusa Tenggara Barat yakni kota Mataram
Demikian informasi seputar kota tua Ampenan yang dapat kami bagikan untuk anda, semoga dengan infromasi diatas menambah pengetahuan anda tentang sejarah di pulau Lombok dan meningkatkan minat anda untuk berwisata ke pulau Lombok.